Langsung ke konten utama

Oase di Kaki Gunung

sorotan bulan menerang dipermukaan gelap
berikan pantulan pada malam
menghias pandang dinginnya rasa
barisan ranting yang menjulur menyambut keheningan
seperti Tentara sambut komandan
bersama roda itu berputar,
terngiang bisikan sunyi mendamaikan
hati dan jiwa yang bertengkar
latar ini buatku meratap,
menanyakan suatu apa pada alam
yang ditemani kabut malam
letih menyapa raga sekejap Mendamaikan
hati dan jiwa yang bertengkar

pagi kini mulai  tumbuh
memancarkan sorotan hangat
yang menyapu kegelapan
mengundang embun ditiap tetesan kabut
pagi membangunkan jiwa
kecerahan alam kini bersamanya

teriakan ayam jadi backsound dikala itu
bak alarm yang berdering
disuatu pagi dikaki gunung
aroma pagi menyumbat hidung
kala itu ku terbangun  dari pengikisan penat
semilir angin bawa rombongan kabut
jadikan oase ditiap tatapan
sunyi senyap masih menemaniku
nikmati indahnya ranah kehidupan
yang berbeda disuatu pagi
di kaki gunung


Ciomas, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat

Pendekar Cisadane Hari itu, ketika zaman sedang dilikupi rasa ketakutan. Tangerang adalah kota yang dialiri sungai yang membentang dan melingkari kota tersebut. Aliran sungai itu berasal dari pegunungan di daerah Bogor yang jernih. Sungai yang perkasa dan tidak ada yang berani melewati dan beraktivitas di sana. Hal itu disebabkan karena sungai tersebut terdapat banyak sekali buaya, diantara buaya-buaya tersebut salah satunya merupakan Ratu Siluman Buaya. Ratu siluman buaya adalah jin yang menyerupai seekor buaya. Siluman ini sering mengganggu warga sekitar, bahkan warga yang baru tinggal di daerah bantaran sungai pun tak lepas dari gangguannya. Apalagi terhadap warga yang bersikap tidak sopan dan tidak baik. Bukan hanya itu, perbuatan menyimpang yang dilakukan manusia terhadap kelestarian sungai Cisadane membuat penghuni sungai itu yakni Ratu siluman buaya merasa terganggu dan jengah atas tindakan dan perilaku tersebut. Setiap warga yang melewati sungai itu harus selalu berhati-ha...

HIMA SATRASIA: Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia

Pendahuluan Gebyar bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu program kerja Hima Satrasia yang hadir sejak tahun 2005. Program ini terselenggara dari tahun ke tahun sebagai sebuah sarana untuk mengokohkan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Setiap tahunnya, GBSI dikemas dengan corak yang beragam. Namun demikian, betapapun beragam, tetap memiliki semangat dan esesnsi yang sama. Di dalamnya terdapat berbagai bentuk kegiatan yang kesemuanya bermuara pada satu titik tuju: pengokohan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian, kami berharap kehadiran GBSI ini menjadi satu agenda penting bangsa Indonesia dalam menuju peradaban bangsa yang didambakan. Profil Hima Satrasia Hima Satrasia adalah organisasi mahasiswa intrauniversiter yang berdiri sejak 1963.Kehadiran Hima Satrasia di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (Jurdiksatrasia FPBS UPI) membawa keberkahan tersendiri. Organis...

Lambang kehidupan

Otakmu Kulambangkan Kecerdasan Matamu Kulambangkan kemegahan Mulutmu Kulambangkan Perdamaian Telingamu Kulambangkan Keingintahuan Tanganmu Kulambangkan Kekuasaan Kakimu Kulambangkan Kegagahan Hatimu Kulambangkan Keimanan dan Ragamu Kulambangkan Kekufuran Bonang, 2010