Langsung ke konten utama

Di Penghujung Negeri Kelam

di Penghujung Negeri
pemujaan mu terhadap malu tak sebesar biji zarahpun
kau terlalu mengubar nafsu tuk kau nikmati
percayalah, kau takkan bisa tersenyum ketika kau di akhir tahun ini
kau kan termenung,
diam , sendiri dalam keramaian
tak ada lagi tamu yang sudi menengokmu
pikirkanlah sikapmu  yang menggelintirkan rodaroda kelam
jangalah menarikan tarian hina di mata dunia
tanah kau pun bukan lagi Tanah Air
Beta pun takkan lagi betah melihat warisannya terhina
Manakah revormasi yang merubahmu?
Orde baru atau lamakah yang merombakmu?
Aku lihat dulu, dulu sekali
Kau tak begini. Sejarahmu menorehkan namamu
Kau tahu bagaimana di penghujung negri ini,
Air ditumpahkan oleh laut
Api dimuntahkan oleh kawah
Angin meniupkan kehancuran
Tanah menggetarkan ranah kehidupan
 Semuanya memporakporandakan negeri yang kelam
Mana revolusi yang kau janjikan?

Serang, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Rakyat

Pendekar Cisadane Hari itu, ketika zaman sedang dilikupi rasa ketakutan. Tangerang adalah kota yang dialiri sungai yang membentang dan melingkari kota tersebut. Aliran sungai itu berasal dari pegunungan di daerah Bogor yang jernih. Sungai yang perkasa dan tidak ada yang berani melewati dan beraktivitas di sana. Hal itu disebabkan karena sungai tersebut terdapat banyak sekali buaya, diantara buaya-buaya tersebut salah satunya merupakan Ratu Siluman Buaya. Ratu siluman buaya adalah jin yang menyerupai seekor buaya. Siluman ini sering mengganggu warga sekitar, bahkan warga yang baru tinggal di daerah bantaran sungai pun tak lepas dari gangguannya. Apalagi terhadap warga yang bersikap tidak sopan dan tidak baik. Bukan hanya itu, perbuatan menyimpang yang dilakukan manusia terhadap kelestarian sungai Cisadane membuat penghuni sungai itu yakni Ratu siluman buaya merasa terganggu dan jengah atas tindakan dan perilaku tersebut. Setiap warga yang melewati sungai itu harus selalu berhati-ha...

HIMA SATRASIA: Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia

Pendahuluan Gebyar bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu program kerja Hima Satrasia yang hadir sejak tahun 2005. Program ini terselenggara dari tahun ke tahun sebagai sebuah sarana untuk mengokohkan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Setiap tahunnya, GBSI dikemas dengan corak yang beragam. Namun demikian, betapapun beragam, tetap memiliki semangat dan esesnsi yang sama. Di dalamnya terdapat berbagai bentuk kegiatan yang kesemuanya bermuara pada satu titik tuju: pengokohan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian, kami berharap kehadiran GBSI ini menjadi satu agenda penting bangsa Indonesia dalam menuju peradaban bangsa yang didambakan. Profil Hima Satrasia Hima Satrasia adalah organisasi mahasiswa intrauniversiter yang berdiri sejak 1963.Kehadiran Hima Satrasia di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (Jurdiksatrasia FPBS UPI) membawa keberkahan tersendiri. Organis...

Lambang kehidupan

Otakmu Kulambangkan Kecerdasan Matamu Kulambangkan kemegahan Mulutmu Kulambangkan Perdamaian Telingamu Kulambangkan Keingintahuan Tanganmu Kulambangkan Kekuasaan Kakimu Kulambangkan Kegagahan Hatimu Kulambangkan Keimanan dan Ragamu Kulambangkan Kekufuran Bonang, 2010