Langsung ke konten utama

Postingan

HIMA SATRASIA: Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia

Pendahuluan Gebyar bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu program kerja Hima Satrasia yang hadir sejak tahun 2005. Program ini terselenggara dari tahun ke tahun sebagai sebuah sarana untuk mengokohkan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Setiap tahunnya, GBSI dikemas dengan corak yang beragam. Namun demikian, betapapun beragam, tetap memiliki semangat dan esesnsi yang sama. Di dalamnya terdapat berbagai bentuk kegiatan yang kesemuanya bermuara pada satu titik tuju: pengokohan jati diri bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian, kami berharap kehadiran GBSI ini menjadi satu agenda penting bangsa Indonesia dalam menuju peradaban bangsa yang didambakan. Profil Hima Satrasia Hima Satrasia adalah organisasi mahasiswa intrauniversiter yang berdiri sejak 1963.Kehadiran Hima Satrasia di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (Jurdiksatrasia FPBS UPI) membawa keberkahan tersendiri. Organis...
Postingan terbaru

UNDANGAN: Kubah Budaya Present bekerjasama dengan Hima Prodi Diksatrasia dan Belistra FKIP Untirta menyelenggarakan “Silaturahmi Diksi”

Yuk, kita ramaikan lagi kampus dengan pembacaan puisi dan alunan musikalisasi puisi dalam acara “Silaturahmi Diksi” . Kegiatan ini akan dilaksanakan pada: hari, tanggal : Rabu, 28 Maret 2012 waktu : 19.00 – selesai tempat : Lapangan Basket Untirta Acara ini akan dimeriahkan oleh tim musikalisasi puisi; - Ki Amuk - Solitude - Rok mini - Serenada - Kembang Jambu - OI Serang - (Himpunan belum mencantumkan grup musikalisasi puisi,konfirmasi ke andes) dan pembacaan sajak oleh para peserta kegiatan. Tiket Gabung : Sebuah Puisi Ciptaan Sendiri “Disediakan sebuah tiket masuk surga bagi peserta yang beruntung!”

Eksistensialime Pemilu Raya (PEMIRA) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tidak aneh lagi bagi Mahasiswa ketika mendengar akronim PEMIRA di Unitrta.   Namun, mungkin kedengaran aneh ketika mendengar eksistensialisme dalam PEMIRA. Di kampus yang dijuluki Small of university ini, sedang diadakan Pemilu Raya (Pemira). Kegiatan tersebut adalah program kerja Universitas yang rutin setiap tahunnya digelar. KPUM atau yang lebih akrabnya Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa merupakan wadah dari kegiatan tersebut. Di dalamnya pembuatan syarat dan kriteria yang ingin mencalonkan dibuat. Tidak hanya syarat namun juga peraturan kegiatan tersebut. Pemira merupakan suatu ajang di mana semua mahasiswa mendelegasikan maupun didelegasikan untuk menjadi kandidat Presma, ketua BEM, Ketua Hima Prodi. Perlu kita ketahui, eksistensialime disini merupakan sikap seseorang yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar. Adalah masalah yang cukup memprihatinkan bilamana terus berlanjut, pun bukan masalah bila tidak dip...

Kepalsuan Semata

dulu kulihat dunia ada pada matamu.. pada mata yang indah dan bulat yang terpancar cahya yang maha dengan diselimuti lautan dan alismu bagaikan pohon klapa yang melambai menghias mata, namun semua itu sekarang hanya cerita yng penuh kepalsuan semata.

Pesan Pada Hujan

Kegelapan kabut menyelimuti kegelisahan ku yang terambang dalam kesunyian Pada angin aku membisikkan rasa asa yang ingin kusampaikan pada awan Sedangakn rasa itu tak kunjung sampai. Hingga Hujan pun sudah sekian lama tak menyapaku Dan tak ada pesan  tersirat pada  awan yang tertuju untuk ku. Bagai anak burung yang rindu akan induknya. Itulah pepatah yang sama dengan keadaanku Hanya bila aku mati, hujan akan men yapa ku Kan menyampaikan pesan pada awan yang tertuju untukku. akhirnya hujanpun menyapa dan menangis… kemudian membasahi tanah yang menjadi rumah terakhirku

sajak awamatra

Lelahku Menuakan Usia Upik Samantamuh Hari ini, langit masih mengindahkan gelapnya pada malam, aku masih terlunglai bersama sang Fajar yang masih mengintip dibalik ufuk tuk menyiapkan esok hari yang menanti di persimpangan waktu. Pagi pun menyapa, aku hanya terdiam lemas merint ih lirih dengan sedikit daya upaya yang tak berarti, seperti seorang bayi yang baru telahir namun ia memliki kebanggaan tersendiri dan aku. Akh, hanya bisa terdiam dan merintih sampai kelak jemariku mampu menggenggam dunia dan mencabik nasibku sendiri. Adakah yang lain yang bisa menentramkan usiaku? Aku masih bersama pagi dan menemani mentari hingga lelahku menuakan usia. Serang, 19 mei 2011

Cerita Rakyat

Pendekar Cisadane Hari itu, ketika zaman sedang dilikupi rasa ketakutan. Tangerang adalah kota yang dialiri sungai yang membentang dan melingkari kota tersebut. Aliran sungai itu berasal dari pegunungan di daerah Bogor yang jernih. Sungai yang perkasa dan tidak ada yang berani melewati dan beraktivitas di sana. Hal itu disebabkan karena sungai tersebut terdapat banyak sekali buaya, diantara buaya-buaya tersebut salah satunya merupakan Ratu Siluman Buaya. Ratu siluman buaya adalah jin yang menyerupai seekor buaya. Siluman ini sering mengganggu warga sekitar, bahkan warga yang baru tinggal di daerah bantaran sungai pun tak lepas dari gangguannya. Apalagi terhadap warga yang bersikap tidak sopan dan tidak baik. Bukan hanya itu, perbuatan menyimpang yang dilakukan manusia terhadap kelestarian sungai Cisadane membuat penghuni sungai itu yakni Ratu siluman buaya merasa terganggu dan jengah atas tindakan dan perilaku tersebut. Setiap warga yang melewati sungai itu harus selalu berhati-ha...