Lelahku Menuakan Usia
Upik Samantamuh
Hari ini, langit masih mengindahkan gelapnya pada malam, aku masih terlunglai bersama sang Fajar yang masih mengintip dibalik ufuk tuk menyiapkan esok hari yang menanti di persimpangan waktu. Pagi pun menyapa, aku hanya terdiam lemas merintih lirih dengan sedikit daya upaya yang tak berarti, seperti seorang bayi yang baru telahir namun ia memliki kebanggaan tersendiri dan aku. Akh, hanya bisa terdiam dan merintih sampai kelak jemariku mampu menggenggam dunia dan mencabik nasibku sendiri. Adakah yang lain yang bisa menentramkan usiaku? Aku masih bersama pagi dan menemani mentari hingga lelahku menuakan usia.
Serang, 19 mei 2011
Komentar
Posting Komentar